Awal Agustus 2021 lalu, saya akhirnya menikah di Belanda dengan pasangan saya seorang WNA Belanda. Setelah bertunangan sekitar 1 tahun yang mana saya dilamar ketika sedang terjebak lockdown Argentina selama 5 bulan. Akhirnya kami syah secara hukum berstatus suami istri! Pernikah kami di langsungkan di Gementee (municipality) Tillburg di Belanda. Artikel ini akan membahas persiapan resepsi menikah di Belanda untuk pernikahan kawin campur sesuai pengalaman saya baru-baru ini.
Rencana Resepsi Pernikahan Kami
Awalnya saya tidak ada rencana untuk melangsungkan acara resepsi setelah pernikahan resmi (pencatatan sipil) di Belanda. Karena kami sebenarnya ingin agar acara resepsi yang besar di lakukan di Berastagi (kota kelahiran saya) dan disusul after party di Bali (base kami). Namun karena angka infeksi baru Corona di Indonesia bertambah banyak dan perbatasan Indonesia di tutup untuk warga asing, kami pun memutuskan untuk melangsungkan resepsi di Belanda. Resepsi dihadiri teman dan keluarga dekat. Untuk detail syarat menikah di Belanda bisa di cek di tulisan saya ini.
Hal yang Membuat Saya Merasa Senang
Beberapa hal yang saya senangi dari pernikahan ini diantaranya sebagai berikut:
Akad Nikah
- Akad nikah kami langsungkan di kastil putih di tengah kota Tillburg. Beruntung banget khusus untuk acara pernikahan oleh Gementee Tillburg bisa kami langsungkan di kastil ini selama Corona. Dulu saya bilang ke suami pengen nikah di Kastil, tapi doi bilang kemungkinan mahal. Tuhan dengar permintaan saya akhirnya di kasih di Kastil
- Biaya menikah di kastil sama dengan biaya menikah di city hall. Karena kami request hari Jumat untuk menikah biaya nya termaksud biaya adminstrasi adalah 202 Euro.
- Saksi suami adalah adik kandung dan teman dekatnya sementara saksi saya adalah perwakilan Karo dan salah satu teman saya yang jauh-jauh datang dari Hamburg untuk menjadi saksi.
Baju Pengantin dan Aksesoris
- Baju pengantin perempuan, saya beli sendiri di butik di Seminyak Bali (tentunya karena harga lebih murah dan kwalitas yang bagus)
- Sepatu nikah saya beli heels warna perak bling bling murah meriah di Matahari (karena saya tau tidak akan pernah memakai heels lagi setelah nikah jadi beli yang praktikal aja)
- Aksesoris nikah saya beli crown bunga berwarna putih/emas dari Tokopedia yang murah meriah juga.
- Make up pengantin perempuan saya sendiri yang buat tanpa bantuan make up artis atau siapun di hari H. Makanya saya beli beberapa produk make up dan ngetes sendiri beberapa kali sebelum hari H. Saya juga belajar dari Youtube untuk make up penganten seminggu sebelum hari pernikahan.
Undangan dan Souvenir
- Undangan pernikahan kita design sendiri online dengan foto depan undangan gambar kita berdiri di pantai Selong Belanak Lombok. Foto tersebut di ambil tanpa rencana salah satu rekan kantor saat saya bertugas lapangan di Lombok. Undangan kita sebar 2 bulan sebelum tanggal nikahan.
- Souvernir kami adalah sabun handmade Bali, coklat Pod Bali dan kipas tangan sandal wood yang kami bawa dari Bali. Saya sendiri yang mengemas souvernir nikahan dengan tag label nama kami berdua berwarna merah. Kemudian kami bungkus di amplop coklat dengan lilitan pita emas.
Cincin dan Baju Suami
- Cincin nikah kami buat sendiri di Sideman, Bali dengan bahan perak. Pemilik/pengrajinnya Pak Agung dari Silver Agung membantu proses pembuatan cincin kami. Kami mesti menunggu sekitar 3,5 jam hingga cincin jadi. Didalamnya ada ukiran tulisan ‘Suami Olivia’ di cincin suami dan sebaliknya di cincin saya.
- Suami saya pesan set baju jas pria seminggu sebelum nikah di The Society Shop (toko ini terkenal banget di Belanda menjual baju pria berkwalitas sejak lama). Harganya memang lumayan mahal tapi dari beberapa toko yang kami datangi, jas di toko ini yang paling bagus.
- Meskipun baju pengantin pria mahal tapi kami siasati dengan membeli asesoris pakaian pria murah. Beberapa diantaranya termasuk yakni dasi, pocket square dan kaos sepatu di beli di C&A, Hema dan online aka toko murah meriah.
Venue Resepsi dan Dekorasi
- Resepsi kita langsungkan di sebuah restoran di tengah kota Tillburg bernama Noir. Restoran ini hanya 5 menit jalan dari kastil tempat kita menikah. Restorannya tidak men charge venue tapi hanya makanan dan minuman saja. Dan kita ada 4 makanan yang di hidangkan berjalan oleh staf nya pada saat acara. Untuk minuman, tamu dapat memesan bebas.
- Resepsi acara pernikahan berlangsung 4.5 jam dengan rangkaian acara kita susun sendiri. Diawali cheers champangne pada saat kita masuk setelah berjalan dari Gementee, dan keliling menyapa tamu. Selanjutnya ada speech dari saya, suami dan masing-masing saksi pernikahan, potong kue, foto-foto dan ngobrol dengan tamu.
- Orangtua dan keluarga saya di Sumatra ikut menyaksikan pernikahan ini secara online di Zoom.
- Saya memesan dekorasi dari Indonesia berupa 100 foto style polarid perjalanan kita dari awal pacaran hingga sekarang. Kemudian kami gantung foto tersebut di venue (Noir restaurant) dengan tali rafia dan penjepit kayu.
- Kami print foto pre-wed yang di ambil oleh teman saya di Delft setahun lalu (pada saat baru tunangan). Kemudian kami pajang dengan figura emas yang kami beli di Ikea seminggu sebelum acara.
- Ibu mertua juga turut kontribusi dekorasi dengan hiasan balon, dekorasi gantung berbentuk hati putih dan spanduk segitiga ‘Just Get Married’. Pasangan adek Suami dan temannya yang membantu dekorasi pada saat kita sibuk akat nikah di Gementee Tillburg.
Dokumentasi
- Tidak ada professional cameraman ataupun photographer di acara nikahan kami (karena pengalaman saya menghadiri nikahan malah dokumentasi membuat acara kurang khusuk). Namun Ada dua orang teman, satu dari pihak saya dan satu dari pihak suami yang membawa kamera mereka untuk dokumentasi pernikahan kami.
- Kami sediakan kamera polarid untuk tamu untuk bisa berfoto dan menyelipkan fotonya di buku tamu yang bisa disertai ucapan. Foto polaroid yang di ambil juga di kasih wadah untuk di gantung di samping buku tamu.
Kue, Bunga dan Hadiah
- Kue nikah kami pesan di vendor cake lokal di Tillburg. Harganya memang sedikit mahal yakni 67 Euro alias sejuta lebih untuk kue tart 1 tingkat tapi harga tersebut wajar untuk standart Belanda. Lagian ternyata kuenya malah berlebih untuk 34 orang. Saya pesan isi kue red velvet karena saya sempat hadiahkan suami septong kue red velvet pada saat ulang tahunnya, waktu kita awal dating di April 2018.
- Bouquet Bunga juga sama harganya 65 Euro di beli di vendor lokal Tillburg juga. Untuk bunga sengaja kita pilih warna pink, putih dan merah campuran Bunga rose dan lain lain agar matching dengan pasangan saya dasinya merah dan riasan saya banyak nuansa pink.
- Total tamu kita adalah 32 orang yang sebagian besar adalah kaluaga dan teman dekat suami dan juga keluarga suku Karo dan teman saya di Belanda/Eropa.
- Teman Suami ada yang datang jauh jauh dari Copenhagen Denmark dan teman saya juga dari Hamburg, Jerman.
- Setelah acara resepsi selesai, kami pulang ke rumah dulu untuk selanjutnya dinner dengan para saksi dan pasangannya di salah satu restoran Indonesia di Tillburg dengan menu Rijsttafe (hidangan saji ala restoran padang di Belanda).
- Semua vendor termaksud venue, cake dan bunga kami cari sendiri browsing di internet. Bahkan venue resepsi Noir baru sempat kami kunjungi H-1 sebelum pesta.
- Sebagian besar tamu memberi hadiah berupa amplop (mentahan) dan ada sebagian yang memberikan experience seperti voucher makan di restaurant dan voucher balon udara plus floating breakfast di Bali.
- Kolega suami bahkan memberikan hadiah untuk sailing di Santorini, Yunani dan fine dining di Paris sejumlah beberapa ratus Euro.
Dokumen Pernikahan
- Dokumen-dokumen yang di perlukan untuk pernikahan diantaranya. akte kelahiran, surat keterangan belum menikah dan terjemahannya. Semuanya harus melalui legalisir di Kemenhumkam, Kemenlu dan Kedutaan Belanda di Jakarta dan sudah di proses sejak tahun sebelumnya. Proses ini saya minta agen karena posisi saya di Bali, setelah di proses Indonesia baru saya kirimkan ke Gementee Tillburg.
- Setelah menikah kita mendaftarkan pernikahan di KBRI Belanda untuk di catatkan di Indonesia dan sebelum menikah kita juga sudah membuat prenup untuk memastikan bahwa saya sebagai WNI memiliki hak untuk memiliki aset property di Indonesia.
Pernikahan yang sederhana tapi intimate sejujurnya adalah pernikahan yang saya idamkan. Sangat bersyukur bisa mewujudkan pernikahan sesuai style yang saya dan suami inginkan dengan dihadiri orang-orang penting dalam hidup dan semuanya kita rancang sendiri dengan personal taste kita berdua.
Setelah acara pernikahan kita lanjut bulan madu di tiga negara sekaligus yakni Paris (Prancis), Venisia (Italia) dan Santorini (Yunani) selama 10 hari plus transit di Berlin, Jerman. Ketiga tempat tersebut merupakan tempat paling romantis di Eropa dan ternyata saat musim panas seperti sekarang tempat tersebut cukup penuh! Biaya bulan madu sekaligus Europe trip kita selama 10 hari lebih mahal lho dari pada biaya nikah! Hahaha.. ini akan di ceritakan di post selanjutnya ya!
Semoga cerita persiapan menikah saya di Belanda ini bisa menjadi inspirasi kamu untuk melangsungkan pernikahan juga dengan pasangan WNA ya meskipun masih pandemi.
Arie Argantha
Agustus 23, 2021 5:17 amWhat a good post about stories and tips for married abroad! Congratulations on your married kak Olivia!
olivia purba
Agustus 23, 2021 3:14 pmAw thank you for reading Arie and for your wishes too <3
V & J
Agustus 23, 2021 6:12 amBeautiful wedding, beautiful people – Congratulations again Olive & suami! Welcome to marriage life 😉 wishing you a fun and exciting journey together! And wish you lots of love and happiness! Cheers!
Panduan menikah di Belandanya lengkaps sekali buat teman2 yang berencana melangsungkan pernikahan sipil dan resepsi!
olivia purba
Agustus 23, 2021 3:15 pmThank you Villya for the wishes! We are joining the married club 🙂
Agnes gunawan
Agustus 23, 2021 6:50 pmHai Salam kenal. Yang no. 29 itu prenup buatnya di kbri ya? Saya rencana nikah thn depan di yunani
olivia purba
Agustus 23, 2021 12:57 amHi Agnes,
Prenupnya di buat di notaris di Indonesia.
Imas rose
Agustus 23, 2021 11:54 pmTerima kasih banyak artikelnya sangat bermanfaat. Mbak, bisa minta infornasi tambahan tentang Prenup nya mbak? Secara detail apa saja yg dicantumkan dan legalisasinya dimana?..
Terima kasih
Indira
Agustus 23, 2021 2:34 amHai kak, selamat atas pernikahannya!
Tanya dong cara dan persyaratan pendaftaran pernikahan di KBRI gimana ya? Tq
Jeny Oni
Agustus 23, 2021 11:21 pmUlippp… Congrast for ur marriage.. happily ever after. God bless ya
olivia purba
Agustus 23, 2021 4:02 pmThank you Jeny Van Oni 🙂
Dillah
Agustus 23, 2021 11:20 amSelamat Oliv atas pernikahannya, oh ya aku juga udah nikah sama WNA di megara suami juga, tapi belum buat Marriage Prenup, aku juga belum lapor ke Indonesia bahwa telah menikah( karena ada kendala translate buku nikah). Kamu buat Prenup itu gimana langkah2nya ya?
vv
Agustus 23, 2021 8:13 amDear kak Olive setelah menikah di belanda bgmn mengurus izin tinggalnya ? Bila saat dilakukan status visa tourist .